Diceritakan ada seorang ibu membawa motor dengan membawa 3 orang anaknya di boncengan, memang kebetulan si ibu tidak punya mobil dan juga malas naik kendaraan umum, sehingga dengan agak memaksa si ibu naik motor berbonceng2an dengan anak2nya untuk suatu keperluan.
Permasalahannya adalah, karena terlalu banyak membawa beban. Si ibu menjadi tidak mampu mengendalikan secara baik. Memang, pada dasarnya si Ibu tidak punya SIM. Namun, ibu itu tetap memaksakan diri membawa anak2nya dengan motor skuternya yg kecil itu.
Dan jadilah mereka berempat berhimpit2an di motor itu. Menariknya adalah, hanya si ibu itu yang memakai helm. Anak2nya tidak dikarenakan si ibu tidak punya helm lagi, hal ini membuat si ibu takut untuk bertemu polisi dan lebih memilih menghindar dari jalan2 yang ada polisinya.
Disitulah masalahnya mulai muncul, saat si ibu hendak melewati perempatan. Si ibu melihat adanya seorang polantas di perempatan itu sedang bertugas. Hal ini membuat si ibu lebih memilih memutar dan berbelok memutar demi menghindari polantas
Permasalahannya adalah, si ibu memutarbalikan motornya sambil ketakutan. Hal ini membuat si ibu terbirit2 dan ngebut, sialnya si ibu yang tidak hati2 dan tidak bisa mengendarai motornya dengan baik itu menabrak sebuah mobil dan mengakibatkan si ibu dan 3 anaknya terlempar dari motor. Hal ini menyebabkan 2 orang anaknya gegar otak dan seorang lainnya luka parah.
Si ibupun kontan menyalahkan si pengendara mobil, padahal pengendara mobil itu sendiri sudah membawa mobilnya dengan benar. Membawa SIM, memakai sabuk pengaman, dan pastinya mematuhi peraturan. Tetapi si ibu ngotot menyalahkan, pada akhirnya pengendara mobil lebih memilih mendengarkan permintaan ibu itu untuk membawa anak2nya ke rumah sakit daripada ke kantor polisi
Ya, sering sekali terjadi seperti ini. Motor yang salah, mobillah yang disalahkan tapinya. Kendaraan yang lebih besar selalu disalahkan sebagaimanapun patuhnya si kendaraan yg lebih besar dan sengaconya kendaraan yg lebih kecil.
Merujuk pada kejadian nyata yang saya alami, mungkin selaku orang yang memiliki mobil. Hal seperti itu sangatlah menyebalkan. Tapi mungkin bagi yang memiliki kendaraan yang lebih kecil dari mobil, itu bisa menjadi suatu alasan untuk berkelit dan menghindar dari kesalahan.
Permasalahannya adalah, hal seperti ini bisa jadi disebabkan oleh kecemburuan sosial. Orang2 cenderung menyalahkan pemilik mobil karena pemilik mobil dianggap lebih berduit, jadi itu bisa menjadi lahan si “korban”, saksi, dan polisi untuk mendapatkan uang.
Pendapat?
yang nyalahkan siapa?
polisi? masyarakat?
Bisa dua2nya, atau salah satunya
hmm..entahlah, saya merasa ga selalunya seperti itu kok, apalagi kalau mobilnya sudah mematuhi peraturan lalu lintas..dan lets say, si ibu itu jelas-jelas membawa tiga anak alias kelebihan penumpang..
tapi mungkin dalam kasus si ibu2 ini, si ibu2 ini mendapatkan lebih banyak simpati karena ibu ini kebetulan wanita dan bawa anak pula.
soalnya beberapa kali ada kejadian mobil-motor di jalan yang saya&keluarga saksika, dan itu salah pengendara motor (ngebut, ga pake helm, sembarangan), dan keluarga saya bilang itu salah motornya juga kenapa melanggar peraturan..^^
Simpati ya?
Simpati seperti itu kalau begitu telah mengaburkan kebenaran donk?
Orang salah dianggap bener.
Hmm.
Anggep aja beramal nolong orang kesusahan… ;-P
hmmm…bukan simpati seperti menyalahkan org lain sih..cuma mgkin simpati seperti lebih di bantu saat jatuh, dll.
Saya ga tau juga sih, tapi ga semua orang kok bias terhadap mobil, terutama kalo jelas2 motornya melanggar peraturan (ngebut dll)
@nirleka :
Menolong untuk menyalahkan orang lain?
@grace:
Sayangnya kebanyakan berpihak kepada motor, walau dia tahu motornya yg salah.
Saya bilang sih si pengguna mobil ‘ikhlaskan’ saja untuk ngalah, toh pengendara motor akan selalu benjut (rugi fisik) setiap berhadapan dengan mobil 😈
ga kaget. Sudah biasa seperti itu di Surabaya. Mana mau ngalah kalo salah? Orang kita beda sama orang luar negeri. Salah ya salah. kalo di kita salah jadi benar.
@Catshade :
Mengapa mesti mengalah? Ini kan permasalahannya di hukum. Orang gak salah kok dihukum?
@Rian Xavier :
Ya, seperti kejadian di suatu Pilkada. Gak mau menerima kekalahan, pasti dicari deh celah kesalahannya.
Entah kenapa kayaknya kalo ada kecelakaan antar mobil-motor, mau siapapun yang salah pasti yang disalahin si pengendara mobil
hukum dari dulu…orang yang lebih gede nglindungi yg kecil….dari situ ya kayaknya di ngara ini
Nggak semua kayak gitu lagi. Saya sering juga lihat kecelakaan yang sebenarnya salah si pengendara mobil tapi yang disalahin justru pengendara motor.
Pernah ngalamin juga, sih
Emang kebanyakan kalo ada kecelakaan ky gitu yang kendaraannya ukurannya lebih besar yang disalahin…
Mobil sama motor, ya mobil, biarpun motornya yang nyelip maksa ke tengah jalan
Motor sama sepeda, ya motor, biarpun jelas2 sepeda nabrak motor dari belakang
btw, salam kenal 🙂
Rrr…sepertinya Ibu itu penganut paham pokoknya. Pokoknya dia benar dan pokoknya dia tidak mungkin salah. 😛
Saya belum pernah ke sini ya? Salam kenal 🙂
kita terbiasa untuk takut kepada polisi, entah karena apa.
seandainya saja urusan tersebut di tangani oleh polisi. (polisi beneran loh bukan polisi2an) mungkin akan lebih jelas siapa yang benar dan yang salah sesuai dengan hukum dan ketentuan yang berlaku.
🙂
Saya rasa memang ada kecenderungan bodoh di antara seorang orangtua untuk menyalahkan oranglain untuk mempertahankan sesuatu (gengsi?) pada anak mereka, selama ada di depan si anak itu saja. Tentunya dia akan lebih mempertahankan gengsi pada orang lain jika orang lain itu ada…
Selalu saja kejadiannya begini. Kalau ada seorang orangtua yang jelas ceroboh dan akanya kenapa-kenapa, dia pasti akan mengadukan semua orang lain, kecuali dirinya sendiri. Kenapa ya…
Well, what do you know…
Sejak awal, yang namanya motor itu bukan kendaraan dengan level keamanan yang tinggi. Alasan kenapa di luar negeri itu jarang ada motor, yah karena standar keselamatannya rendah. 😐
Yang namanya orang kan gampang melemparkan kesalahan pada orang lain. Well, gak ada salah = enak kan?
…
Intinya, mau motor yang nabrak atau ditabrak, kedua belah pihak inginnya menyalahkan. Tinggal tunggu deh yang mana yang ngalah.
*mulai ngawur*
Bagi pengendara mobil yang bertabrakan dengan motor apalagi mobil ada asuransi all risknya jadi laporkan aja kepolisi, sebab itu akan membantu si pengemudi mobil untuk pengurusan klaim asuransinya, kl proses ganti rugi akan dibantu dgn sendirinya oleh asuransi setelah ada laporan dari polisi, utuk perobatan akan di proses melalui asuransi jasa raharja. Jadi gk perlu repot2 pake duit sendir..