Apa yang terlintas dipikiran anda mengenai siswa yang mengikuti program akselerasi? Mungkin anda akan membayangkan seorang jenius bertampang nerdy, memakai kacamata tebal, pendiam, dan senang belajar. Pendapat itu mungkin banyak dianut oleh masyarakat dikarenakan anak yang mengikuti program akselerasi memiliki suatu kemampuan untuk mempelajari lebih cepat daripada yang lainnya.
Ternyata tidak juga, persepsi itu tidak terlalu benar rupanya. Berdasarkan observasi yang saya lakukan, rupanya siswa akselerasi di sekolah saya jauh lebih santai dari yang diduga, bahkan lebih santai dibandingkan kelas yang reguler. Mereka cenderung bermain-main jika pelajaran. Walau demikian, mereka tetap saja tidak kurang nilainya. Dan juga sering sekali membuat keanehan tapi kreatif. Dan satu hal lagi, mereka jauh dari anggapan sebagai anak2 yang cupu.
Mereka mungkin pada awalnya adalah seorang anak yang biasa saja, hal ini bisa jadi dikarenakan mereka mengalami tekanan yang berat karena harus memadatkan materi selama 3 tahun menjadi hanya 2 tahun? Yang menyebabkan mereka kehilangan sejumlah waktu bermain dan santai mereka. Tuntutan untuk mempelajari banyak pelajaran dalam waktu singkat menyebabkan mereka kehilangan waktu untuk rileks, contohnya saja ketika kelas lain pada Class Meeting mereka malah belajar seperti biasa.
Cobalah berpikir sekali lagi untuk menghakimi anak akselerasi seperti apa. Jika ingin tahu lebih lanjut, silahkan tanya “beliau”
Bagaimana pendapat anda mengenai anak akselerasi?
Adriano Minami Simple World 
Saya ndak punya pendapat mengenai anak akselerasi sendiri (karena saya kelar sekolah sebelum musimnya aksel2an), tapi saya cenderung tidak setuju dengan sistem akselerasi yang ada sekarang. Menurut saya, daripada waktu belajarnya dipersingkat tapi apa yang dipelajari relatif sama, lebih baik waktu belajarnya sama tapi apa yang dipelajari lebih banyak/dalam.
Kalau saya jadi anak aksel, saya pribadi lebih milih lulus bareng tapi berpengetahuan lebih daripada lulus duluan tapi ilmunya akhirnya kurang-lebih setara dengan yang lain. 😛
Aksel cuma buat orang yg pengen buru2 kawin :p
enak aja!! gw ga sependapat sama si catshade. karena gw juga anak aksel :p. mm gini ya, justru di aksel, yang dipelajari malah lebih dalam daripada reguler. waktu itu aja, apalagi pas pelajaran biologi, guru gw di sekolah (pak rosiman) justru menambah materi pengayaan buat akselerasi, kebanyakan materi materi tersebut ga diajarkan di kelas reguler. jadi anggapan bahwa anak aksel hanya cepat, itu salah. he he he
kalo anak aksel cuma buat orang2 yg pengen buru buru kawin mah tergantung individunya sendiri. orang anak 12 tahun aja bisa kawin? hahaha
Beuh… Saya dilarang masuk akselerasi oleh orang tua, walau nilai mencukupi. 😦
Tapi memang kerugiannya lumayan banyak, diantara lain (menurut saya) anak akselerasi sekolah saya kurang memiliki waktu untuk mengembangkan kreatifitasnya. Ada yang ketika SMP dulu bakat seni, tapi begitu masuk Akselerasi, waktunya jadi sibuk untuk belajar… Jadi dia ga bisa mengembangkan bakatnya.
Sementara untuk bahasan ‘lulus duluan’, anak-anak akselerasi bilang, ini untuk mempersingkat waktu kuliah. Katanya sih, biar bisa cepat-cepat ngambil S2 ketika masih muda.
Sebenarnya sih (IMO) akselerasi itu baik-baik saja. Tapi tergantung sama murid yang mengenyam akselerasi. Kalau dia sanggup, mampu, dan senang-senang saja belajar dengan metode seperti itu, yaa, tidak masalah, kan? Bergantung dengan persepsi masing-masing. 😀
Saya cuma aksel pas SD. 😕
Jujur saja, berhubung waktu itu saya masih bocah, saya ngga mengalami banyak keanehan. Belajar ya belajar saja, main ya tinggal main. Nilai juga ngga ada masalah.
Tapi tampaknya beda ya kalau masalah akselnya itu SMP sama SMA. Pelajarannya notabene lebih berat. Tapi ini kembali ke muridnya… kalau mampu rasanya silakan saja.
True.
Fortunately…tanpa akselerasi saya sudah dapat bonus satu tahun
buat nganggur*digaplok*
@Lemon S. Sile:
Tak ada yang bisa mengalahkan Riri. 😕